METODE INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR INDIVIDU
A. Metode Interaksi Belajar Mengajar Individu
Pendidikan dapat
dirumuskan dari sudut normatif, karena pendidikan menurut hakikatnya memang
sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya bahwa dalam peristiwa
pendidikan, pendidin
(pengajar/guru) dan anak didik (siswa) berpegang pada
ukuran, norma hidup, pandangan terhadap individu dan masyarakat, nilai-nilai moral, kesusilaan yang semuanya merupakan sumber norma didalam pendidikan.
(pengajar/guru) dan anak didik (siswa) berpegang pada
ukuran, norma hidup, pandangan terhadap individu dan masyarakat, nilai-nilai moral, kesusilaan yang semuanya merupakan sumber norma didalam pendidikan.
Proses belajar mengajar
akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi anatara dua unsur
manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar, dan guru sebagai pihak yang
mengajar, dengan siswa sebagai subyek pokoknya. Dalam proses interaksi antara
siswa dengan guru, dibutuhkan komponen-komponen pendukung seperti antara lain
telah disebut pada ciri-ciri interaksi edukatif. Komponen tersebut dalam
berlangsungnya proses belajar mengajar yang dikatakan sebagai proses teknis
yang tidak dapat dipisahkan.
Sehubungan dengan uraian
diatas, interaksi edukatif yang secara spesifik merupakan proses atau interaksi
belajar mengajar itu, memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dengan bentuk
interaksi yang lain.
Edi Suardi dalam bukunya
paedagogik (1980) merincikan ciri-ciri interaksi interaksi belajar mengajar
sebagai berikut :
- Interaksi
belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu anak dalam suatu
perkembnagan tertentu.
- Ada
suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, didesain untuk
mencapai tujuan yang telaj ditetapkan.
- Interaksi
belajar mengajar ditandai dengan sauatu penggarapan materi yang khusus.
- Ditandai
dengan aktifitas siswa.
- Dalam
interaksi belajar mengajar, guru berperan penting sebagai pembimbing,
- Di
dalam interaksi belajar mengajar dibutuhkan disiplin.
- Ada
batas waktu
- Diakhiri
dengan evaluasi
B. Metode Interaksi Belajar Mengajar Individu
Metode adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan tugas guru sangat jarang menggunakan satu metode, tetapi
selalu memakai lebih dari satu metode karena karakteristik metode yang memilki
kelebihan dan kekurangan menuntut guru untuk menggunakan metode yang bervariasi
. Sebagai seorang guru tentu saja tidak boleh lengah bahwa ada beberapa hal
yang patut diperhatikan dalam penggunaan metode dalam proses interaksi belajar
mengajar individu.
1.
Metode Tanya Jawab
Untuk mencipatakan
kehidupan interaksi belajar mengajar perlu guru menimbulkan metode Tanya jawab
atau dialaog, ialah suatu metode untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit
pemikirannya untuk bertanya selama mendengar pelajaran .
Metode Tanya jawab ialah
suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu
dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangakan
keterampilaan mengamati, menginterprestasi, mengklasifikasi,membuat kesimpulan
dan menerapkan.
Penggunaan metode Tanya
jawab bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selama proses belajar
mengajar. Metode Tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti atau
mengingat ingat tentang apa yang dipelajari.
a. Metode Tanya jawab
ini layak dipakai bila dilakukan:
·
Sebagai pengulang pelajaran yang telah
lalu
·
Sebagai selingan dalam menjelaskan
pelajaran
·
Untuk merangsang siswa agar perhatian
mereka terpusat pada masalah.
·
Untuk mengarahkan proses berfikir siswa.
·
Kelabihan Metode Tanya Jawab
·
Lebih mengaktifkan anak didik disbanding
dengan metode ceramah
·
Anak akan lebih cepat mengerti
·
Mengetahui perbedaan pendapat antara anakn
didik dan guru.
·
Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan
perhatian anak didik
b. Kekurangan Metode
Tanya Jawab
·
Mudah menyimpang dari pokok persoalan
·
Dapat menimbulkan masalah baru
·
Anak didik kadang merasa takut untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya.
·
Sukar membuat pertanyaan yang sesuai
dengan tingkat berfikir dan pemahaman anak didik.
·
Waktu yang dipergunakan dalam pembelajaran
tersita karena banyaknya pertanyaan yang timbul dari siswa
·
Jalannya pengajaran kurang dapat
terkoordinir secara baik karena tidak bisa dijawab secara tepat baik oleh guru
atau siswa.
2.
Metode Tugas
Metode tugas adalah
metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat
dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dan diperpustaan ataupun dirumah
asalkan tugas itu dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan
karena dirasakan bahan pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu sedikit.
Tugas biasanya bisa dilaksanakan dirumah, disekolah, dan diperpustakaan. Tugas
bisa merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individuala ataupun
kelompok.
Ada langkah – langkah
yang harus diikuti dalam menggunakan metode tugas yaitu:
1.
Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
·
Tujuan yang akan dicapai
·
Jenis tugas yang jelas dan tepat hingga
anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
·
Sesuai dengan kemampuan siswa.
·
Ada petunjuk atau sumber yang dapat
membentu pekerjaan siswa.
·
Sediakan waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugas tersebut.
2.
Langkah Pelaksanaan Tugas
·
Di berikan bimbingan atau pengawasan oleh
guru
·
Di berikan dorongan sehingga anak mau
mengerjakannya
·
Di usahakan atau dikerjakan oleh siswa
sendiri, tidak menyuruh orang lain
·
Di anjurkan agar siswa mencatat hasil –
hasil yang ia peroleh dengan baik dan sitematik
3.
Fase Pertanggung Jawaban Tugas
·
Laporan siswa baik lisan atau tulisan dari
apa yang telah dikerjakan nya.
·
Ada tannya jawab atau diskusi
·
Penilaian hasil pekerjaan siswa baik
dengan tes atau nontes
Ø Kelebihan Metode Tugas
·
Lebih merangsang siswa dalam melakukan
aktivitas belajar individual.
·
Dapat mengembangkan kemandirian siswa
diluar pengawasan guru.
·
Dapat membina tanggung jawab dan disiplin
siswa
·
Dapat mengembangkan kreativitas siswa
Ø Kekurangan Metode Tugas
·
Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia
yang mengerjakan tugas atau orang lain
·
Tidak mudah memberi tugas yang sesuai
dengan perbedaan individu siswa
·
Sering memberi tugas yang monoton (tidak
bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.
3. Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan–kebiasaan tertentu, juga sebagai
sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Sebagai suatu metode
yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak disangkal bahwa metode
latihan mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu guru yang ingin
mempergunakan metode latihan ini kiranya tidak salah bila memahami metode ini.
Ø Kelebihan Metode Latihan
·
Untuk memperoleh kecakapan motoris :
seperti menulis, menghapal dan lain-lain.
·
Untuk memperoleh kecakapan mental atau
intelek seperti dalam perkalian, menjumlah, pengurangan, dan pembagian dan
lain-lain.
·
Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk
asosiasi yang dibuat seperti hubungan sebab akibat.
·
Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan
menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
Ø Kelemahan Metode Latihan
·
Menghambat dan menimbulkan penyesuaian
secara statis kepada lingkungan.
·
Kadang–kadang ; latihan yang dilaksanakan
secara berulang–ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
Ø Membentuk kebiasaan yang kaku
Ketika guru sedang
mengajar didepan kelas, terjadilah dua proses yang terpadu yaitu, proses
belajar mengajar. Seorang pengajar dapat mengartikan belajar sebagai kegiatan
pengumpulan fakta atau juga dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu
proses penerapan prinsip. Penggunaan metode diskusi memang tidak mudah, selama
diskusi berlangsung siswa mungkin membutuhkan banyak bantuan, misalnya, bantuan
berupa penjelasan atau penegasan dari guru jika kesulitan menghadapi.
Ketika berdiskusi atau
Tanya jawab mungkin timbul situasi yang sulit terutama jika tujuan – tujuan
instruksionalnya saling bertentang. Karena itu guru harus menjaga agar diskusi
memuat masalah tertentu dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk berbicara dan
mengutarakan pendapatnya, dari sinilah penerepan prinsip yang tepat adalah
penggunaan prinsip kebebasan dinama semua anak bebas menyampaikan pendapatnya
dengan pendapat yang relevan terhadap materi diskusi.
4.
Metode Pembiasaan.
Secara Etimologi pembiasaan
asal katanya adalah “biasa”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “biasa”
adalah, lazim dan umum, dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam
pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang
dapat dilakukan untuk pembiasaan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak
sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
Pembiasaan dinilai
sangat efektif jika pada penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang
berusia anak-anak kecil dari usia 3 – 11 tahun, karena anak seusianya memiliki
rekaman ingatan yang sangat kuat dan kondisi kepribadiannay yang belum matang
sehingga mereka mudah terlarut dalam kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan
sehari – hari. Tetapi bukan tidak mungkin bila metode pemhajaran pembiasaan ini
diterapkan pada tingkat awal remaja dan remaja.
Oleh karena itu lah ada
syarat – syarat dalam pemakaian metode ini yaitu antara lain:
1. Mulailah pembiasaan sejak dini.
2. Pembiasaan hendaknya dilakukan secara kontiniu.
3. Pembiasaan hendaknya diawasi secara ketat.
4. Pembiasaan yang pada mulanya hanya bersifat mekanistis, hendaknya secara
berangsur-angsur dirubah menjadi kebiasaan yang verbalistik.
Ø Kelebihan Metode Pembiasaan
·
Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan
baik.
·
Pembiasan tidak hanya berkaitan dengan
aspek lahiriyah tetapi juga berhubungan dengan aspek batiniah.
·
Pembiasaan adalah metode yang paling
berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.
Ø Kekurangan Metode Pembiasaan
Membutuhkan tenaga
pendidik yang dapat dijadikan contoh tauladan di dalam menanamkan sebuah nilai
kepada anak didik. Baik dalam perkataan dan dalam mengaplikasikan perkataanya
itu dengan perbuatan.
5.
Metode Keteladanan
Keteladanan dalam bahasa
arab di sebut uswah, iswah, atau qudwah, qidwah yang berarti perilaku baik yang
dapar ditiru oleh orang lain (anak didik). Metode keteladanan memiliki peranan
yang sangat signifikan dalam upaya pencapaian keberhasilan pendidikan.
Ø Kelebihan Metode Keteladanan
·
Akan memudahkan anak didik dalam
menerapkan ilmu yang dipelejari disekolah
·
Akan memudahkan guru dalam mengevaluasi
hasil belajarnya.
·
Agar tujuan pendidikan lebih terarah dan
tercapai dengan baik.
·
Bila keteladanan dalam sekolah, keluarga,
dan masyarakat yang baik, maka akan tercipata situasi yang baik.
·
Tercipata hubungan yang harmonis antara
guru dan siswa.
·
Secara tidak langsung guru dapat
menerapkan ilmu yang diajarkannya.
·
Mendorong guru untuk selalu berbuat baik
karena akan dicontoh oleh siswanya.
Ø Kekurangan Metode Keteladanan
·
Jika figure yang mereka contoh tidak baik,
maka mereka cenderung untuk mengikuti tidak baik pula.
·
Jika teori tanpa praktek akan menimbulkan
verbalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar